Jumat, 05 Oktober 2012

Everybody Hurts vs Fifteen

Bulan Juli ini saya belum posting di rubrik Music. Dan hari ini akan saya tunaikan.


Kalau di bulan kemarin, rubrik musik saya berisi seperti Top 10 Inspirational Songs,Top 8 Naughty SongsTop 8 Hurting Songs, dan Top 6 Freedom Songs, kali ini beda. Saya hanya akan mereview dua lagu tentang cinta dan punya pesan moral yang bagus. Everybody Hurts by Avril Lavigne and Fifteen by Taylor Swift! Those are my favorites!


Everybody Hurts


Avril pernah bilang ke saya, "Di album terbaruku, tidak ada lagi pop rock sebanyak dulu. Aku semakin dewasa. Juga musikku." Yah, kurang lebihnya begitu. Memang terbukti kata-kata Avril. Lagu-lagu have fun di album Goodbye Lullaby cuma ada dua, What The Hell dan Smile--keduanya udah jadi single. Lalu kalau ditanya musik dewasa itu seperti bagaimana? Rasanya, saya nggak perlu tanya ke Avril langsung, karena saya sudah tahu jawabannya--> Everybody Hurts.


Everybody Hurts dibalut dengan instrumen gitar akustik. Beatnya ringan. Suara Avril terdengar kalem. Bisa dibilang easy-listening, meskipun saya butuh beberapa kali mendengarnya sampai benar-benar menjadi lagu favorit saya di album Goodbye Lullaby.


Lirik lagu ini juga ringan. Nggak perlu bolak-balik kamus untuk paham maknanya. Cocok banget yang suka menggalau di twitter maupun status facebook karena ditinggal pacar.


Di awal lagu, Avril bergalau ria. Dia bilang dia nggak yakin apakah dia bisa menjalani hidupnya tanpa orang yang disayanginya. Dia juga belum berhenti bertanya mengapa kekasihnya harus pergi meninggalkannya. Don't know, don't know if I can do this on my own, why do you have to leave me?


Kepergian kekasihnya membuat Avril merasakan kehilangan sesuatu. Sesuatu yang berada di dalam hatinya. It seems I'm losing something deep inside of me.


Seperti yang Avril katakan, dia semakin dewasa, sudah banyak pengalaman yang didapatinya. Dan dia mengerti bahwa...


Everybody hurts somedays
It's okay to be afraid
Everybody hurts, everybody screams
Everybody feels this way and it's okay...


Ya, semua orang juga sakit hati, nggak jadi masalah kalau kita takut. Semua orang merasakan hal yang sama and it's okay.


Saya suka detik-detik sebelum memasuki chorus, ketika Avril melantunkan kalimat, "Now I see, now I see," dengan falsetonya, kemudian menghentak chorus dengan tegas.


Andai saja saya ikut dalam pembuatan lagu ini, saya akan menyarankan Avril untuk mengubah satu baris pada chorus kedua setelah bridge. Maksud saya adalah bagian ini...


Everybody hurts someday
And it's okay to be afraid
Everybody hurts someday (yeah, bla bla bla)
Everybody hurts someday but it'll be okay


Bagian yang ingin saya ubah adalah yang di baris kedua, jadi seperti ini:


Everybody hurts someday
We don't need to be afraid
Everybody hurts someday (yeah, bla bla bla)
Everybody hurts someday but it'll be okay

Dari chorus awal, Avril selalu bilang 'nggak masalah kalau kita takut', tapi ada suatu masa di mana kita harus berani menghadapi rasa sakit. Oke, untuk penggalau sejati, semua orang pernah sakit hati, jangan merasa kalian satu-satunya orang yang menghadapinya. :D

Dulu saya sempet mention Avril berkali-kali mengenai video klip Everybody Hurts. Emang sih Everybody Hurts nggak jadi single, tapi saya ngebet banget lagu ini bakal jadi single, meskipun kemungkinannya kecil karena Avril lagi mengerjakan album barunya. Isi mention dari saya intinya adalah: if I were the music video director dari lagu ini. :P


Tapi saya malu share di sini.


So this is Everybody Hurts! (sorry unofficial, entah ini ketinggian apa kerendahan apa emang bener. Agak beda sama punya saya.)






*


Fifteen


Ini nih lagu cinta paling inspirasional all the time. Kalau Everybody Hurts ditujukan untuk penggalau sejati, lagu ini lebih kepada para remaja cewek. Para remaja yang terlalu mudah percaya ketika seseorang berkata cinta padanya. Para remaja yang lebih mencintai pacarnya ketimbang dirinya sendiri.


Nggak jauh beda dari Everybody Hurts, lagu ini juga dominan dibalut sama gitar akustik, sesekali diiringi banjo, jadi lebih kerasa nuansa country-nya. #sotoy


Dan inilah bagian yang saya suka dari Taylor Swift. Liriknya. Lirik lagunya memiliki alur, punya cerita yang jelas. Meskipun saya sempat kesulitan paham sebelumnya, tapi setelah baca berulang-ulang dan konsultasi sama kamus dan google translate, akhirnya lumayan paham. Kenapa lumayan? Karena di keseluruhan lagu ini Taylor menggunakan sudut pandang kedua; you. Sedangkan pada bridge dan akhiran pada chorus, dia menggunakan sudut pandang pertama. Intinya, saya masih bingung. Kalian juga, kan? Oke, case closed!


Lirik ini menceritakan tentang gadis lima belas tahun di awal-awal masuk SMA. Tentang kencan pertama. Tentang apa yang jangan kamu lakukan dan harus lakukan di umur lima belas tahun. Lirik pada bagian chorus cukup menohok para remaja.


'Cause when you're fifteen, somebody tells you they love you
You're gonna believe them
And when you're fifteen, feeling like there's nothing to figure out
Well, count to ten, take it in
This is life, before you know who you're gonna be
At fifteen


Ketika kamu lima belas tahun, ketika kamu masih ababil, pasti langsung percaya ketika seseorang bilang ke kamu kalau ada yang suka kamu. Kamu masih belum memikirkan tentang hidupmu. Yang kamu pikirkan hanya have fun, there's nothing to figure out. Kamu juga belum tahu kamu akan bercita-cita jadi apa (well, waktu saya masih 15 tahun saya juga belum tahu saya akan jadi apa). Masih dalam proses pencarian jati diri.


Di verse 2, Taylor menceritakan tentang sahabatnya, Abigail. Tentang kencan pertama yang membuatnya melayang.


Kalau ditanya mana bagian favorit saya, sesungguhnya saya nggak bisa memilih karena semua bagian dari lirik ini adalah 'satu'. Tapi kalau memilih adalah kewajiban, saya pilih chorus kedua...


'Cause when you're fifteen, somebody tells you they love you
You're gonna believe them
And when you're fifteen and your first kiss makes your head spin around, but
In your life you'll do things greater than dating a boy on a football team
But I didn't know it at fifteen


Inilah yang membuat Taylor berbeda dari penyanyi-penyanyi lain. Dia nggak hanya membuat lagu tentang patah hati, bukan juga lagu cinta dengan happy ending. Tapi lagu cinta yang menginspirasi pendengarnya. Saya sempat membaca satu komen di salah satu website, tentang lirik lagu ini. Orang itu bilang umurnya 13 tahun dan bermimpi mempunyai pacar di umur 15 tahun, tapi setelah mendengar lagu ini, dia menarik ucapannya itu. Hidup bukan hanya untuk menghabiskan waktu bersama pacar. Ah, lagu ini memang berpengaruh untuk kehidupan para remaja yang udah kelewat bebas di luar sana.


Klimaks lagu ini adalah ketika Abigail menyerahkan apa yang dia 'punya' kepada pacarnya. Dan dia menyesal. Dan dia menangis. And Abigail gave everything she had to a boy who 'changed his mind' and we both cried.


Dalam video klipnya, Abigail mulanya berciuman sama pacarnya, lalu pacarnya memaksa untuk make out--padahal di lagunya punya arti lebih--dan Abigail melakukannya, setelah itu dia menangis bersama Taylor.


Taylor memang pencipta lirik yang kreatif. Tiap chorus selalu diisi dengan kata-kata yang berbeda. Meaningful. Chorus ketiga, sekaligus terakhir, adalah pesan yang ingin Taylor katakan pada seluruh remaja di dunia.



'Cause when you're fifteen, somebody tells you they love you
You're gonna believe them
And when you're fifteen, don't forget to look before you fall
I found time can heal most anything
And you just might find who you're supposed to be
I didn't know who I was supposed to be at fifteen

Pikir dua kali sebelum melakukan sesuatu. Jangan hancurkan masa remajamu hanya karena terlalu mencintai pacarmu.

Ini video klipnya...



*

Kalau dari segi musik, mana favorit kalian? Everybody Hurts atau Fifteen?
Kalau dari segi lirik?


1 komentar: